KISARAN.CO.ID, – Pucuk pimpinan Badan Kerja Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bandung berganti. Pergantian estafet kepemimpinan tersebut melalui konferensi cabang (Konfercab) yang digelar di Gedung KNPI Jawa Barat, Minggu, 29 September 2024.
Pada konfercab tersebut, peserta memilih Halim Mulia sebagai ketua untuk masa periode 2024-2026. Halim menggantikan ketua GMNI sebelumnya, Ariel Anggrawan Ortega.
Ketua Demisioner GMNI Ariel mengungkapkan, pelaksanaan konfercab kali ini merupakan bentuk regenerasi dalam organisasi tersebut. Ariel bersyukur, kader aktif GMNI Kota Bandung cukup antusias mengikuti konfercab tersebut.
Bagi Ariel, keterlibatan kader-kader tersebut sangat penting guna membuka gagasan dan ide demi kemajuan organisasi GMNI. “Konfercab ini bukan hanya sekedar pergantian nahkoda saja, akan tetapi juga sebagai perumusan arah gerak organisasi untuk periode selanjutnya,” kata Ariel dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 1 Oktober 2024.
Ia pun menitipkan harapan agar kepengurusan baru dapat melaksanakan mandat bersama pada periode dua tahun ke depan.
Sementara itu, ketua terpilih, Halim Mulia, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh kader GMNI Bandung atas kepercayaan tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kawan-kawan kader aktif yang sudah memberikan amanah yang amat begitu besar kepada saya untuk menahkodai organisasi yang kita cintai ini,” ujar Halim usai Konfercab.
Ia berjanji akan melaksanakan amanah dan tanggung jawab tersebut dalam upaya mewujudkan GMNI Bandung lebih baik. Tak lupa ia meminta dukungan dan doa seluruh kader GMNI dalam mewujudkan cita-cita organisasi tersebut.
Untuk diketahui, GMNI merupakan kelompok yang berazaskan marhaenisme yang harus terus menjaga dan merawat api api perjuangan dan juga perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Menurut Halim, organisasi tersebut selalu mengedepankan apa yang menjadi kepentingan dari kelompok marhaen.
“kita sebagai kelompok marhaenis harus selalu menjaga spirit apa yang sudah diturunkan pendahulu kita, apa yang menjadi kepentingan kelompok marhaen harus selalu dikedepankan,” tegas Halim.
Hal itu juga sesuai dengan spirit dan semangat untuk melenyapkan sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa. “Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen, agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni dan agar yang tidak murni terbakar mati,” pungkasnya.(*)