Berita  

Pj. Gubernur Jabar Ungkapkan Keprihatinan Terhadap Bahasa Ibu yang Terancam Punah

Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. (Foto: Biro Adpim Jabar)

BANDUNG, – Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengungkapkan keprihatinan terkait kondisi bahasa ibu di Indonesia. Ia menilai, kondisi bahasa ibu saat ini terancam punah.

Hal tersebut disampaikan saat menyampaikan sambutan dalam puncak kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa, 15 April 2023. “Kondisi ini akan semakin parah jika bahasa ibu jarang digunakan oleh masyarakat, tidak ada kepedulian masyarakat untuk melestarikan sehingga bahasa ibu menjadi tergeser oleh bahasa lain yang lebih dominan, seperti bahasa Indonesia dan bahasa asing,” kata Bey Machmudin dihadapan hampir 1000 jenjang anak SD dan SMP tersebut.

Oleh karena itu, lanjut Bey, pengarusutamaan bahasa ibu penting dilakukan untuk melestarikan dan membumikannya agar bahasa ibu tetap eksis. Ia menyebutkan, pengarusutamaan bahasa ibu ini setidaknya dapat dilakukan di tiga lingkungan yang efektif, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Baca Juga  Pj. Gubernur Jabar Minta Nelayan Tak Melaut Hingga 20 Maret, Ini Alasannya

Bey mengapresiasi terselenggaranya Festival Tunas Bahasa Ibu karena menjadi salah satu agenda penting dalam menggali dan merawat kecintaan terhadap bahasa ibu sebagai warisan budaya yang sangat berharga, sekaligus memupuk rasa bangga akan keberagaman bahasa yang ada di Tanah Air.

Ia menilai, festival ini juga bukan sekadar ajang perlombaan bagi anak-anak di jenjang SD dan SMP, melainkan peluang untuk mengasah keterampilan berbahasa, kreativitas, dan daya imajinasi.

Baca Juga  Bey Machmudin Sambut Kedatangan Tim PON Jawa Barat

“Saya yakin setiap peserta telah menunjukkan kesungguhannya dan kerja keras yang luar biasa dalam mempersiapkan diri untuk tampil hari ini,” ujar Bey.

Lebih luas lagi, sambung Bey, Indonesia sangat kaya akan bahasa daerah, tentunya bahasa ibu pun sangat beragam. Bahkan menurut Laboratorium Kebhinekaan Bahasa dan Sastra, bahasa ibu yang ada di Indonesia sebanyak 718 bahasa.

Maka dari itu, Bey mengajak semua pihak melestarikan bahasa ibu agar tidak punah. Apalagi jika jarang digunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dipedulikan serta tergeser oleh bahasa yang lebih dominan, seperti bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing.

Baca Juga  Bey Machmudin Luncurkan Gerakan Kembali Nonton TV dan Dengar Radio

Sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Herawati menyampaikan, jika bahasa daerah merupakan salah satu wujud kebinekaan bangsa Indonesia. Bagi Hera, pelestarian dan pengembangan bahasa daerah sangat penting agar tetap adaptif terhadap perkembangan zaman dan terus menjadi ciri dari keindonesiaan kita.

“Mari, kita terus menggelorakan bahasa Sunda yang sarat dengan nilai-nilai luhur melalui Festival Tunas Bahasa Ibu,” kata alumni Sastra Unhas Makassar ini.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *