KISARAN.CO.ID, – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meluncurkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024, di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Senin (27/5/2024) malam.
Dalam sambutannya, Bey Machmudin mengungkapkan, pemilihan Gubernur/Wagub bukan sekadar pergantian kepemimpinan. Bagi Bey, sapaan akrabnya, pemilihan Gubernur/Wagub merupakan sarana memperkuat komitmen terhadap demokrasi, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
“Pemilihan umum adalah wujud kedaulatan rakyat yang mana setiap warga negara berhak memilih pemimpin yang membawa perubahan positif dan kemajuan,” ujar Bey Machmudin.
Bey menambahkan, dalam Pilkada serentak di Jawa Barat Masyarakat harus mengutamakan keamanan, ketertiban, dan situasi kondusif. Karena itu, Bey mengajak masyarakat, penyelenggara pemilihan,TNI/Polri, dan BIN untuk menjaga situasi dan menghindari provokasi, kekerasan, dan kecurangan.
Ia juga berpesan, agar aparatur pemerintah harus profesional, adil, dan tidak memihak. Masyarakat pun agar menggunakan hak pilih dengan bijak. “Partisipasi aktif sangat penting untuk menentukan masa depan Jawa Barat,” ucap Bey.
Kepada Masyarakat Jawa Barat, Bey juga mengajak semua pihak yang terlibat termasuk KPU, Bawaslu, dan masyarakat luas untuk bersama -sama mengawasi pemilihan agar berjalan transparan dan akuntabel.
Bey kemudian mengajak seluruh elite politik bakal calon Gubernur/Wakil Gubernur beserta tim sukses dan simpatisan, untuk bersaing sehat, menjunjung tinggi etika dan norma dalam berkampanye serta memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
“Biarlah masyarakat memilih berdasarkan program dan visi misi yang ditawarkan bukan karena hasutan atau berita bohong,” kata Bey.
Bey sedikit mengingatkan menjelang Pilpres dan Pileg 2024 pada bulan Februari lalu, Jabar telah mendeklarasikan Jabar Netral dan Tenang, atau slogan ‘Jabar Anteng’ sebagai simbol pemilu damai yang harus dilanjutkan.
Dengan tema ‘Pilgub Jabar 2024 sebagai Inisiasi Budaya Demokrasi,’ diharapkan hajat politik menghidupkan kembali budaya sebagai bagian penting sebagai nilai-nilai demokrasi.
“Budaya silih asah, silih asih, dan silih asuh sesuai dengan nilai demokrasi yang menghargai hak orang lain,” ujar Bey.(*)