BANDUNG, – Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat mengumpulkan hampir 1000 pelajar jenjang SD dan SMP di Sutan Raja Hotel and Convention Centre, Soreang, Kabupaten Bandung. Mereka mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Se-Jawa Barat dan Banten Tahun 2023 yang disupport dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati mengatakan, FTBI merupakan tahapan akhir dari Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. Program tersebut telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Sejak tahun 2021, acara ini digelar sebagai upaya untuk melestarikan bahasa, sastra, dan budaya Sunda.
“Upaya peestarian bahasa dastra ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Selain masyarakat pemilik bahasa dan sastra itu sendiri, pemerintah pun tentu ikut hadir dalam usaha pelindungan ini, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014,” kata Herawati, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jabar.99news, Kamis, 16 November 2023.
Ia menambahkan, bahasa daerah merupakan salah satu wujud kebinekaan bangsa Indonesia. Sehingga pelestarian dan pengembangan bahasa daerah sangat penting agar tetap adaptif terhadap perkembangan zaman dan terus menjadi ciri dari keindonesiaan kita.
“Mari, kita terus menggelorakan bahasa Sunda yang sarat dengan nilai-nilai luhur melalui Festival Tunas Bahasa Ibu,” kata alumni Sastra Unhas Makassar ini.
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, Aminudin Aziz menyebutkan bahwa tahun ini ada beberapa catatan penting dari penyelenggaraan FTBI. Seperti tambahan kontingen (peserta) dari Provinsi Banten, yakni dari Kabupaten Pandeglang dan Lebak. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah yang hadir sebagai pemerhati.
“Ini adalah kali kedua Provinsi Jawa Tengah hadir sebagai pemerhati. Kebahagian lainnya adalah Pengakuan dari Unesco bahwa Indonesia telah dinyatakan berhasil dalam Revitalisasi Bahasa Daerah,” kata Aminudin Aziz.
Ia menyebutkan, revitalisasi bahasa daerah (RBD) tahun 2023 ini melibatkan 25 Provinsi dengan 72 bahasa daerah. Untuk tahun depan, RBD akan dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dengan 92 bahasa daerah.
“Hal ini atas persetujuan Mendikbudristek,” tegas Aminudin.
Untuk diketahui, FTBI diselenggarakan dalam bentuk pasanggiri dengan tujuh mata lomba. Lomba tersebut antara lain Nembang Pupuh, Ngadongeng, Biantara (Pidato), Nulis Carpon, Maca Sajak, Maca & Nulis Aksara Sunda, dan Borangan (Ngabodor Sorangan).
Adapun dewan juri yang menilai lomba ini merupakan para praktisi dan akademisi dari Lembaga Basa jeung Sastra Sunda, Yayasan Kebudayaan Rancage, Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda, Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia, Padepokan Bumi Ageung Tasikmalaya, Dewan Kesenian Kabupaten Bandung, Studio Titik Dua Ciamis, Celah-Celah Langit, dan Sanggar Sastra Purwakarta.(*)